- Bahasa biasa yaitu bahasa yang biasa yang sering digunakan saat bergaul sesama teman sebaya atau yang sudah akrab.
- Bahasa hormat yaitu bahasa yang digunakan saat hendak berbicara pada orang yang lebih tua atau orang yang baru dikenal.
- Bahasa paling hormat yaitu bentuk bahasa yang lebih halus dari bahasa hormat.
Pada pelajaran sebelumnya saya sudah berikan beberapa contoh kalimat yang menggunakan kata desu. Desu sebenarnya berasal dari kata de arimasu / de aru. Kalimat yang menggunakan kata - kata desu tersebut termasuk kedalam bahasa tingkat hormat. Dalam bahasa tertulis atau bahasa percakpan sehari - hari kata - kata desu lebih sering digantikan dengan da / disingkat da. Namun setiap kalimat yang menggunakan kata - kata da tersebut akan berubah tingkatan bahasanya menjadi tingkat biasa. Dan jika ingin menjadikan kalimat yang menggunakan kata desu tersebut menjadi bahasa yang lebih hormat, maka ganti desu dengan de gozaimasu.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan kata - kata de gozaimasu tersebut. Apabila dalam kalimat yang mengandung kata de gozaimasu tersebut terdapat kata - kata sifat asli yang berakhiran ai, ii, oi, atau ui misalnya takai, okii, kuroi, dan samui harus diganti huruf terakhirnya.
Berikut aturan penggantianya :
- Kata sifat yang mengandung akhiran ai diganti dengan o.
- Kata sifat yang mengandung akhiran ii dihilangkan i yang terakhirnya, lalu diganti dengan huruf u.
- Kata sifat yang mengandung akhiran oi diganti dengan o.
- Kata sifat yang mengandung akhiran ui diganti dengan u.
Contoh :
- Takai berubah menjadi tako.
- Okii berubah menjadi okiu.
- Kuroi berubah menjadi kuro.
- Samui berubah menjadi samu.
Berikut penerapanya dalam kalimat :
- Anata no tomodachi no uchi wa chiisai de aru ka? Apakah rumah teman kamu kecil? (tingkat biasa)
- Anata no tomodachi no uchi wa chiisai desu ka? Apakah rumah teman anda kecil? (tingkat hormat)
- Anata no tomodachi no uchi wa chiiso gozaimasu ka? Apakah rumah teman tuan kecil? (tingkat paling hormat)
- Sono terebi wa takai de aru. Televisi itu mahal. (tingkat biasa)
- Sono terebi wa takai desu. Televisi itu mahal. (tingkat hormat)
- Sono terebi wa tako gozaimasu. Televisi itu mahal. (tingkat paling hormat)
- Sore wa enpitsu de aru. Itu pensil. (tingkat biasa)
- Sore wa enpitsu desu. Itu pensil. (tingkat hormat)
- Sore wa enpitsu de gozaimasu. Itu pensil. (tingkat paling hormat). Karena tidak mengandung kata sifat asli maka penulisan gozaimasu ditambahkan dengan kata "de".
Untuk membentuk kalimat negatifnya, ganti huruf i yang ada pada kata sifat dengan "ku" lalu diikuti oleh :
- Nai desu >> Untuk kalimat negatif tingkat biasa.
- Arimasen >> Untuk kalimat negatif tingkat hormat.
Sedangkan untuk membentuk kalimat negatif tingkat paling hormat, aturanya sama dengan pembentukan kalimat positif yang telah saya contohkan diatas. Berikut contohnya.
- Watashi tachi no uchi wa okiku nai desu. Rumah kami tidak besar. (negatif tingkat biasa)
- Watashi tachi no uchi wa okiku arimasen. Rumah kami tidak besa. (negatif tingkat hormat)
- Watashi tachi no uchi wa okiu gozaimasen. Rumah kami tidak besar (negatif tingkat paling hormat)
- Anata no jitensha wa takaku nai desu. Sepeda kamu tidak mahal. (negatif tingkat biasa)
- Anata no jitensha wa takaku arimasen. Sepeda kamu tidak mahal. (negatif tingkat hormat)
- Anata no jitensha wa tako gozaimasen. Sepeda kamu tidak mahal. (negatif tingkat paling hormat)
- Anohito no boshi wa kuroku nai desu. Topi orang itu tidak hitam. (negatif tingkat biasa)
- Anohito no boshi wa kuroku arimasen. Topi orang itu tidak hitam. (negatif tingkat hormat)
- Anohito no boshi wa kuro gozaimasen. Topi orang itu tidak hitam. (negatif tingkat paling hormat)
Bagikan
Tingkatan bahasa dalam bahasa jepang (Pelajaran 6)
4/
5
Oleh
Jiu Bunta